![]() |
Wisata Alun-Alun Purworejo |
Ya, Purworejo. Kota kecil di jalur selatan Jawa ini mungkin belum sering muncul di radar banyak orang. Tapi justru di balik ketenangannya, tersimpan kenyamanan yang makin langka. Purworejo bukan kota metropolitan. Tidak ada gedung pencakar langit atau lalu lintas yang bikin geleng-geleng kepala. Tapi justru di situlah daya tariknya, suasananya yang damai, ritme hidup yang bersahabat, dan jalanan yang cukup lengang untuk membuatmu betah berjalan kaki sambil mendengarkan lagu favorit.
Dari segi lokasi, Purworejo sangat strategis. Mau ke Jogja? Tinggal naik kendaraan pribadi atau umum, 1–2 jam juga sampai. Mau ke bandara? Yogyakarta International Airport (YIA) bisa dijangkau hanya dalam waktu sekitar 30 menit dari pusat kota. Mau refreshing ke pegunungan? Wonosobo tinggal satu lintasan. Transportasi umum pun lengkap, angkot, Trans Jateng, bus umum, kereta api, sampai pesawat yang tinggal akses ke bandara YIA, semua tersedia. Hidup di kota kecil, tapi tetap dekat ke mana-mana. Menenangkan, tapi nggak terasingkan.
Soal pendidikan, Purworejo juga punya banyak pilihan kampus yang patut dilirik. Ada STAINU Purworejo, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Politeknik Sawunggalih Aji, STIE Rajawali, STIKES Pemkab, IAI An Nawawi, IBISA, dan Ma’had Aly Al Iman. Tapi mari kita bahas salah satu kampus Islam yang letaknya sangat strategis, yaitu STAINU Purworejo.
![]() |
STAINU Purworejo |
Di STAINU, mahasiswa diajak memahami teori dan praktik, sekaligus dibekali nilai-nilai budaya, sosial, dan keagamaan. Output-nya bukan cuma sarjana, tapi pendidik berkarakter. Mahasiswa juga bisa berorganisasi, baik intra maupun ekstra kampus, sehingga ruang tumbuh mereka tidak hanya di kelas, tapi juga di lapangan sosial.
Dan yang nggak kalah penting, biaya hidup di Purworejo sangat bersahabat. Dengan uang Rp. 20.000, kamu masih bisa hidup sehari, makan di angkringan dengan nasi kucing, gorengan, dan teh hangat, bahkan masih ada sisa. Ada juga kuliner legendaris seperti "Geprek Semarangan" yang jadi andalan mahasiswa. Cukup Rp. 10.000 saja, kamu bisa makan kenyang dengan tagline khas: “Sego sak waregmu, minum sak kembungmu, sambel sak mulesmu.” Kos-kosan pun murah meriah, dan kebutuhan harian nggak bakal bikin dompetmu teriak.
Tapi yang paling membuat Purworejo layak diperjuangkan bukan sekadar murahnya hidup, tapi kualitas hidup itu sendiri. Di kota ini, kamu bisa menikmati slow living dalam arti yang sebenarnya. Bangun pagi tanpa suara klakson, berangkat kuliah tanpa macet, pulang sore sambil mampir ke warung kopi kecil yang hangat dan ramah. Kamu bisa belajar dengan ritme yang lebih tenang, punya waktu untuk merenung, menulis, berdiskusi, atau sekadar duduk menatap langit sore tanpa merasa bersalah.
![]() |
Curug Gunung Putri |
Purworejo memang tidak menawarkan gemerlap kota besar. Tapi justru dari kesederhanaan itulah, kamu bisa menemukan banyak hal yang tidak kamu temui di tempat lain, keheningan yang menyejukkan, ruang tumbuh yang luas, dan lingkungan yang mendukung kehidupan yang lebih sehat, baik untuk tubuh maupun pikiran.
Jadi, kalau kamu sedang mencari tempat untuk belajar tanpa tekanan, hidup dengan lebih sadar, dan tumbuh dalam suasana yang bersahabat, Purworejo adalah jawabannya. Kota kecil ini diam-diam menyimpan banyak kebaikan. Jangan sampai kamu melewatkannya.
Penulis : Lina Setiani
Editor : Tim Redaksi Klikmedia9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar